Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kehidupan Makhluk Hidup
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kehidupan Makhluk Hidup - Tidak semua bagian dipermukaan bumi dapat dijadikan tempat tinggal makhluk hidup. Hanya sebagian kecil saja dari bumi yang berfungsi sebagai biosfer, yaitu bagian permukaan bumi sampai pada ketinggian dan kedalaman tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan makhluk hidup dapat diklasifikasikan menjadi empat, yaitu fakotr klimarik, edafik, fisiografi dan biotik.
1. Faktor Klimatik
Faktor Klimatik yaitu faktor iklim yang meliputi suhu, sinar matahari, kelembapan, angin dan curah hujan.
a. Suhu dan Sinar Matahari
Sumber panas bagi bumi dan planet-planet lainnya dalam sistem tata surya (Polar System) adalah energi matahari. Tinggi rendahnya intensitas penyinaran matahari bergantung pada sudut datang sinar matahari, letak lintang, jarak atau lokasi daratan terhadap laut, ketinggalan laut, ketinggian tempat dan penutupan lahan oleh vegetasi. Intensitas penyinaran matahari di suatu wilayah dengan wilayah yang lainnya berbeda-beda. Hal ini mengakibatkan suhu udara di setiap wilayah yang berbeda-beda.
Kondisi suhu udara sangat berpengaruh terhadap kehidupan tumbuhan dan hewan. Jenis spesies tertentu memiliki persyaratan terhadap suhu lingkungan yang ideal atau suhu optimum bagi kehidupannya. Batas suhu maksimum dan minimum bagi persyaratan tumbuh tanaman dan hewan dinamakan toleransi spesies terhadap suhu.
Bagi tumbuh-tumbuhan suhu merupakan faktor pengontrol persebarannya sesuai dengan letak lintang dan ketinggian tempat. Oleh karena itu penamaan habitat tumbuhan biasanya sama dengan nama-nama wilayah lintang bumi, seperti vegetasi hutan hujan tropis dan vegetasi lintang sedang.
Wilayah-wilayah yang memiliki suhu udara yang tidak terlalu dingin atau tidak terlalu panas merupakan habitat yang sangat sesuai bagi kehidupan sebagian besar organisme, baik tumbuhan, hewan, maupun manusia. Kondisi suhu yang terlalu tinggi maupun terlalu rendah merupakan salah satu penghalang dalam kehidupan makhluk hidup.
b. Kelembapan Udara
Kelembapan udara menunjukan banyaknya uap air yang terkandung dalam udara. Kelembapan berpengaruh langsung terhadap kehidupan tumbuhan (flora). Ada tumbuhan yang sangat sesuai hidup di daerah kering, di daerah lembap, bahkan terdapat pula jenis tumbuhan yang hanya hidup di wilayah-wilayah yang sangat basah.
Berdasarkan tingkat kelembapan lingkungannya, tumbuhan dapat dikelompokan menjadi empat bagian, yaitu sebagai berikut :
Angin merupakan udara yang bergerak. Angin sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dunia tumbuhan. Di daerah terbuka hanya tumbuhan berakar dan berbatang kuat yang dapat bertahan hidup dari embusan angin yang sangat kencang.
Dalam proses alami terjadi di atmosfer, angin berfungsi sebagai alat transportasi yang memindahkan uap air dan kelembapan dari suatu tempat ke tempat yang lainnya. Dengan adanya angin, curah hujan dapat tersebar diatas permukaan bumi sehingga kelangsungan hidup organisme di berbagai tempat di permukaan bumi dapat terus berlangsung.
Angin sangat membantu proses penyerbukan atau pembuahan beberapa jenis tumbuhan sehingga proses regenerasi tumbuhan dapat berlangsung. Tumbuh-tumbuhan tertentu penyebaran benihnya dilakukan oleh kekuatan angin, seperti spora yang diterbangkan oleh angin pada tumbuhan paku-pakuan (pteridophyta).
d. Curah Hujan
Air merupakan salah satu kebutuhan vital bagi kehidupan makhluk hidup. Tanpa adanya air mustahil terdapat berbagai bentuk kehidupan di muka bumi. Bagi lingkungan kehidupan di daratan sumber air yang utama bagi pemenuhan kebutuhan hidup organisme adalah hujan.
Untuk memenuhi kebutuhan akan air, tumbuhan sangat bergantung pada curah hujan dan kelembapan udara. Intensitas curah hujan di suatu tempat akan membentuk karakter khas bagi formasi-formasi vegetasi di muka bumi. Kekhasan jenis-jenis vegetasi ini dapat menimbulkan adanya fenomena fauna yang khas di lingkungan vegetasi tertentu. Hal ini dikarenakan tumbuh-tumbuhan merupakan produsen yang menyediakan makanan bagi hewan. Sebagai contoh, di wilayah vegetasi padang rumput terdapat hewan khas, seperti rusa, biri-biri dan sapi.
2. Faktor Edafik
Selain kondisi iklim, faktor lain yang juga berpengaruh bagi kehidupan makhluk hidup di permukaan bumi adalah faktor edafik atau tanah. Tanah merupakan media utama khususnya bagi pertumbuhan jenis vegetasi. Kebutuhan-kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan vegetasi, seperti mineral (unsur hara), kebutuhan bahan organik (humus), air dan udara keberadaannya disediakan oleh tanah. Oleh karena itu, faktor edafik sangat mempengaruhi pertumbuhan jenis vegetasi dalam suatu wilayah.
Faktor-faktor fisik tanah yang mempengaruhi pertumbuhan vegetasi, antara lain sebagai berikut :
a. Tekstur (ukuran butiran tanah)
Tanah-tanah yang butirannya terlalu kasar, seperti kerikil dan pasir kasar atau yang butirannya terlalu halus, seperti lempung kurang sesuai bagi pertumbuhan vegetasi. Tanah yang baik bagi media pertumbuhan vegetasi adalah tanah dengan komposisi perbandingan butiran pasir, debu dan lempungnya seimbang. Pasir adalah jenis butiran tanah yang kasar, debu butirannya agak halus, sedangkan lempung merupakan butiran tanah yang sangat halus.
b. Tingkat Kegemburan
Tanah-tanah yang gembur jauh lebih baik jika dibandingkan dengan tanah-tanah yang padat. Tanah yang gembur memudahkan akar tumbuhan untuk menembus tanah dan menyerap mineral-mineral yang terkandung dalam tanah. Oleh karena itu, para petani sering membajak tanahnya dengan tujuan agar tanah tetap gembur dan tingkat kesuburannya dapat tetap terjaga.
c. Mineral Organik
Humus merupakan salah satu mineral organik yang berasal dari jasad makhluk hidup yang dapat terurai menjadi tanah yang subur dan sangat diperlukan bagi pertumbuhan suatu vegetasi.
d. Mineral Anorganik (Unsur Hara)
Mineral Anorganik adalah mineral yang berasal dari hasi pelapukan batuan yang terurai dan terkandung di dalam tanah yang dibutuhkan tumbuhan, seperti Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrigen (N), Belerang (S), Fosfor (P) dan Kalsium (K).
e. Kandungan Air Tanah
Air yang terdapat di dalam tanah terutama air tanah permukaan dan air tanah dangkal merupakan salah satu unsur pokok bagi pertumbuhan dan perkembangan vegetasi. Air sangat membantu dalam melarutkan dan mengangkat mineral-mineral yang terkandung dalam tanah sehingga sudah diserap oleh sistem perakaran pada tumbuhan.
f. Kandungan Udara Tanah
Kandungan udara di dalam tanah antara tanah di lahan tertentu dengan lahan lainnya berbeda-beda. Hal tersebut terjadi karena adanya tingkat kegemburan tanah yang berbeda-beda. Semakin tinggi tingkat kegemburan suatu tanah, semakin besar kandungan udara di dalam tanah. Kandungan udara di dalam tanah diperlukan tumbuhan dalam respirasi melalui sistem perakaran pada tumbuhan/
3. Faktor Fisiografi
Faktor Fisiografi yang mempengaruhi kehidupan makhluk hidup meliputi ketinggian tempat dan bentuk lahan. Ketinggian tempat sangat berpengaruh terhadap perubahan suhu udara. Anda tentu masih ingat mengenai proses terjadinya penurunan suhu udara setiap terjadi kenaikan tinggi tempat yang disebut gradien thermometrik. Perbedaan suhu di tempat yang satu dengan tempat yang lainnya mengakibatkan perbedaan corak tumbuhan di wilayah-wilayah tertentu sesuai dengan ketinggian tempatnya dan jenis.
Relief muka bumi atau bentuk lahan mempengaruhi pola penyinaran matahari dan hujan. Daerah lereng yang menghadap ke utara dari suatu pegunungan di belahan bumi utara kurang mendapatkan intensitas sinar matahari dibandingkan dengan lereng menghadap ke selatan. Akhirnya, terjadi perbedaan vegetasi yang hidup di kedua lereng tersebut. Contoh lainnya, daerah lembah lebih lama dan lebih lambat menerima sinar matahari jika dibandingkan dengan daerah punggung pegunungan. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan suhu sehingga terjadi perbedaan jenis vegetasi berdasarkan ketinggian tempat. Demikian pula dengan jenis fauna yang hidup di dataran rendah tentu berbeda dengan fauna di dataran tinggi ataupun di wilayah pegunungan tinggi.
4. Faktor Biotik
Faktor biotik yang berpengaruh paling dominan terhadap tatanan kehidupan makhluk hidup di permukaan hidup adalah manusia. Melalui ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia dapat membudidayakan beberapa jenis tumbuhan dan binatang di luar habitat aslinya. Bentang alam yang ada juga dapat diubah oleh manusia, seperti hutan alami menjadi daerah pertanian atau permukiman.
Selain manusia, faktor biotik yang mempengaruhi tatanan kehidupan adalah tumbuhan. Dalam hal ini, tumbuhan yang lebih besar merupakan tempat perlindungan bagi tumbuhan yang lebih kecil yang menempel maupun yang hidup dibawahnya, dan juga tempat perlindungan bagi binatang yang hidup di daerah tersebut. Adapun binatang juga memiliki peranan yang sangat penting bagi pertumbuhan, perkembangan dan penyebaran berbagai jenis vegetasi. Sebagai contoh, serangga menjadi media yang membantu dalam penyerbukan tumbuhan berbunga, sedangkan kelelawar, tupai dan burung membantu dalam penyebaran tumbuhan berbiji.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan makhluk hidup dapat diklasifikasikan menjadi empat, yaitu fakotr klimarik, edafik, fisiografi dan biotik.
1. Faktor Klimatik
Faktor Klimatik yaitu faktor iklim yang meliputi suhu, sinar matahari, kelembapan, angin dan curah hujan.
a. Suhu dan Sinar Matahari
Sumber panas bagi bumi dan planet-planet lainnya dalam sistem tata surya (Polar System) adalah energi matahari. Tinggi rendahnya intensitas penyinaran matahari bergantung pada sudut datang sinar matahari, letak lintang, jarak atau lokasi daratan terhadap laut, ketinggalan laut, ketinggian tempat dan penutupan lahan oleh vegetasi. Intensitas penyinaran matahari di suatu wilayah dengan wilayah yang lainnya berbeda-beda. Hal ini mengakibatkan suhu udara di setiap wilayah yang berbeda-beda.
Kondisi suhu udara sangat berpengaruh terhadap kehidupan tumbuhan dan hewan. Jenis spesies tertentu memiliki persyaratan terhadap suhu lingkungan yang ideal atau suhu optimum bagi kehidupannya. Batas suhu maksimum dan minimum bagi persyaratan tumbuh tanaman dan hewan dinamakan toleransi spesies terhadap suhu.
Bagi tumbuh-tumbuhan suhu merupakan faktor pengontrol persebarannya sesuai dengan letak lintang dan ketinggian tempat. Oleh karena itu penamaan habitat tumbuhan biasanya sama dengan nama-nama wilayah lintang bumi, seperti vegetasi hutan hujan tropis dan vegetasi lintang sedang.
Wilayah-wilayah yang memiliki suhu udara yang tidak terlalu dingin atau tidak terlalu panas merupakan habitat yang sangat sesuai bagi kehidupan sebagian besar organisme, baik tumbuhan, hewan, maupun manusia. Kondisi suhu yang terlalu tinggi maupun terlalu rendah merupakan salah satu penghalang dalam kehidupan makhluk hidup.
b. Kelembapan Udara
Kelembapan udara menunjukan banyaknya uap air yang terkandung dalam udara. Kelembapan berpengaruh langsung terhadap kehidupan tumbuhan (flora). Ada tumbuhan yang sangat sesuai hidup di daerah kering, di daerah lembap, bahkan terdapat pula jenis tumbuhan yang hanya hidup di wilayah-wilayah yang sangat basah.
Berdasarkan tingkat kelembapan lingkungannya, tumbuhan dapat dikelompokan menjadi empat bagian, yaitu sebagai berikut :
- Xerophyta, yaitu jenis-jenis tumbuhan yang sangat tahan terhadap lingkungan kering atau dengan kondisi kelembapan udara yang sangat rendah, seperti kaktus.
- Mesophyta, yaitu jenis-jenis tumbuhan yang sangat sesuai hidup di lingkungan yang lembap tetapi tidak basah, seperti anggrek dan cendawan.
- Hygrophyta, yaitu jenis-jenis tumbuhan yang sangat sesuai hidup di lingkungan yang lembap seperti teratai, eceng gondok dan selada air.
- Tropophyta, yaitu jenis-jenis tumbuhan yang dapat beradaptasi terhadap daerah yang mengalami perubahan musim hujan dan musim kemarau. Tropophyta merupakan flora khas wilayah iklim musim tropis, seperti pohon jari dan ekaliptus.
Angin merupakan udara yang bergerak. Angin sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dunia tumbuhan. Di daerah terbuka hanya tumbuhan berakar dan berbatang kuat yang dapat bertahan hidup dari embusan angin yang sangat kencang.
Dalam proses alami terjadi di atmosfer, angin berfungsi sebagai alat transportasi yang memindahkan uap air dan kelembapan dari suatu tempat ke tempat yang lainnya. Dengan adanya angin, curah hujan dapat tersebar diatas permukaan bumi sehingga kelangsungan hidup organisme di berbagai tempat di permukaan bumi dapat terus berlangsung.
Angin sangat membantu proses penyerbukan atau pembuahan beberapa jenis tumbuhan sehingga proses regenerasi tumbuhan dapat berlangsung. Tumbuh-tumbuhan tertentu penyebaran benihnya dilakukan oleh kekuatan angin, seperti spora yang diterbangkan oleh angin pada tumbuhan paku-pakuan (pteridophyta).
d. Curah Hujan
Air merupakan salah satu kebutuhan vital bagi kehidupan makhluk hidup. Tanpa adanya air mustahil terdapat berbagai bentuk kehidupan di muka bumi. Bagi lingkungan kehidupan di daratan sumber air yang utama bagi pemenuhan kebutuhan hidup organisme adalah hujan.
Untuk memenuhi kebutuhan akan air, tumbuhan sangat bergantung pada curah hujan dan kelembapan udara. Intensitas curah hujan di suatu tempat akan membentuk karakter khas bagi formasi-formasi vegetasi di muka bumi. Kekhasan jenis-jenis vegetasi ini dapat menimbulkan adanya fenomena fauna yang khas di lingkungan vegetasi tertentu. Hal ini dikarenakan tumbuh-tumbuhan merupakan produsen yang menyediakan makanan bagi hewan. Sebagai contoh, di wilayah vegetasi padang rumput terdapat hewan khas, seperti rusa, biri-biri dan sapi.
2. Faktor Edafik
Selain kondisi iklim, faktor lain yang juga berpengaruh bagi kehidupan makhluk hidup di permukaan bumi adalah faktor edafik atau tanah. Tanah merupakan media utama khususnya bagi pertumbuhan jenis vegetasi. Kebutuhan-kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan vegetasi, seperti mineral (unsur hara), kebutuhan bahan organik (humus), air dan udara keberadaannya disediakan oleh tanah. Oleh karena itu, faktor edafik sangat mempengaruhi pertumbuhan jenis vegetasi dalam suatu wilayah.
Faktor-faktor fisik tanah yang mempengaruhi pertumbuhan vegetasi, antara lain sebagai berikut :
a. Tekstur (ukuran butiran tanah)
Tanah-tanah yang butirannya terlalu kasar, seperti kerikil dan pasir kasar atau yang butirannya terlalu halus, seperti lempung kurang sesuai bagi pertumbuhan vegetasi. Tanah yang baik bagi media pertumbuhan vegetasi adalah tanah dengan komposisi perbandingan butiran pasir, debu dan lempungnya seimbang. Pasir adalah jenis butiran tanah yang kasar, debu butirannya agak halus, sedangkan lempung merupakan butiran tanah yang sangat halus.
b. Tingkat Kegemburan
Tanah-tanah yang gembur jauh lebih baik jika dibandingkan dengan tanah-tanah yang padat. Tanah yang gembur memudahkan akar tumbuhan untuk menembus tanah dan menyerap mineral-mineral yang terkandung dalam tanah. Oleh karena itu, para petani sering membajak tanahnya dengan tujuan agar tanah tetap gembur dan tingkat kesuburannya dapat tetap terjaga.
c. Mineral Organik
Humus merupakan salah satu mineral organik yang berasal dari jasad makhluk hidup yang dapat terurai menjadi tanah yang subur dan sangat diperlukan bagi pertumbuhan suatu vegetasi.
d. Mineral Anorganik (Unsur Hara)
Mineral Anorganik adalah mineral yang berasal dari hasi pelapukan batuan yang terurai dan terkandung di dalam tanah yang dibutuhkan tumbuhan, seperti Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrigen (N), Belerang (S), Fosfor (P) dan Kalsium (K).
e. Kandungan Air Tanah
Air yang terdapat di dalam tanah terutama air tanah permukaan dan air tanah dangkal merupakan salah satu unsur pokok bagi pertumbuhan dan perkembangan vegetasi. Air sangat membantu dalam melarutkan dan mengangkat mineral-mineral yang terkandung dalam tanah sehingga sudah diserap oleh sistem perakaran pada tumbuhan.
f. Kandungan Udara Tanah
Kandungan udara di dalam tanah antara tanah di lahan tertentu dengan lahan lainnya berbeda-beda. Hal tersebut terjadi karena adanya tingkat kegemburan tanah yang berbeda-beda. Semakin tinggi tingkat kegemburan suatu tanah, semakin besar kandungan udara di dalam tanah. Kandungan udara di dalam tanah diperlukan tumbuhan dalam respirasi melalui sistem perakaran pada tumbuhan/
3. Faktor Fisiografi
Faktor Fisiografi yang mempengaruhi kehidupan makhluk hidup meliputi ketinggian tempat dan bentuk lahan. Ketinggian tempat sangat berpengaruh terhadap perubahan suhu udara. Anda tentu masih ingat mengenai proses terjadinya penurunan suhu udara setiap terjadi kenaikan tinggi tempat yang disebut gradien thermometrik. Perbedaan suhu di tempat yang satu dengan tempat yang lainnya mengakibatkan perbedaan corak tumbuhan di wilayah-wilayah tertentu sesuai dengan ketinggian tempatnya dan jenis.
Relief muka bumi atau bentuk lahan mempengaruhi pola penyinaran matahari dan hujan. Daerah lereng yang menghadap ke utara dari suatu pegunungan di belahan bumi utara kurang mendapatkan intensitas sinar matahari dibandingkan dengan lereng menghadap ke selatan. Akhirnya, terjadi perbedaan vegetasi yang hidup di kedua lereng tersebut. Contoh lainnya, daerah lembah lebih lama dan lebih lambat menerima sinar matahari jika dibandingkan dengan daerah punggung pegunungan. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan suhu sehingga terjadi perbedaan jenis vegetasi berdasarkan ketinggian tempat. Demikian pula dengan jenis fauna yang hidup di dataran rendah tentu berbeda dengan fauna di dataran tinggi ataupun di wilayah pegunungan tinggi.
4. Faktor Biotik
Faktor biotik yang berpengaruh paling dominan terhadap tatanan kehidupan makhluk hidup di permukaan hidup adalah manusia. Melalui ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia dapat membudidayakan beberapa jenis tumbuhan dan binatang di luar habitat aslinya. Bentang alam yang ada juga dapat diubah oleh manusia, seperti hutan alami menjadi daerah pertanian atau permukiman.
Selain manusia, faktor biotik yang mempengaruhi tatanan kehidupan adalah tumbuhan. Dalam hal ini, tumbuhan yang lebih besar merupakan tempat perlindungan bagi tumbuhan yang lebih kecil yang menempel maupun yang hidup dibawahnya, dan juga tempat perlindungan bagi binatang yang hidup di daerah tersebut. Adapun binatang juga memiliki peranan yang sangat penting bagi pertumbuhan, perkembangan dan penyebaran berbagai jenis vegetasi. Sebagai contoh, serangga menjadi media yang membantu dalam penyerbukan tumbuhan berbunga, sedangkan kelelawar, tupai dan burung membantu dalam penyebaran tumbuhan berbiji.